Saturday, February 7, 2015

Kisah KalaKu Luka (Azis Js Setyawan)

“Siapa yang sanggup hidup seperti aku??” tanyaku dalam

hati. Di emperan depan toko serba ada aku terduduk dengan

sekaleng minuman soda tergenggam dalam kepalan tanganku.

Aku memang tidak sendiri, di sini ada teman-temanku yang

lain, ya, teman seperjuanganku yang sama-sama harus

merasakan pahitnya hidup dan merananya kehidupan liar

seperti ini. Entah dari mana aku harus mengungkapkan cerita

mirisnya hidupku, tapi yang pasti ini akan sangat panjang.

Bila kisah panjang ini aku ulang rasanya air mata ini tak

mampu untuk tertahan.

Aku memang seorang anak yang sangat biasa, aku tidak

pintar dan aku bukan anak dari golongan ningrat yang kaya

raya. Tapi aku punya keluarga yang sangat luar biasa. Ayahku

seorang pekerja keras yang tangguh dia tidak pernah

mengeluh akan peluh yang terkuras ketika ia harus berjuang

mencari nafkah. Ia sungguh pria yang bertanggungjawab dan

menyayangi keluarganya walau senyumnya jarang sekali

terurai maklum waktu tidak begitu bersahabat dengan kami,

karena ayah selalu pulang larut malam. Sedang ibuku seorang

pahlawan yang jasanya selalu terlupa, dia ibu yang baik dan

cantik, 22 tahun menikah dengan ayahku ia tidak pernah

menggerutu ataupun mengeluhkan keinginannya, wanita tahan

banting yang kelihatannya berhati baja namun nyatanya tidak

begitu. Dia wanita dengan mata penuh ketulusan. Dia wanita

yang sangat menghargai juga menghormati suaminya. Itulah

kekuatan keluargaku. Bila aku telah lelah memandang hari

esok, ibuku akan memberikan dorongan dari bola matanya

yang sayu sebelum aku bergegas memejamkan mata. Aku

tidak pernah merasakan kesendirian di tempat ini,

bayanganku akan segala ketakutan itu sungguh tidak pernah

ada, kehangatan di sini selalu menghantarkan aku melukis

mimpi terindah ketika aku benar-benar terlelap. Aku pernah

bermimpi, suatu saat aku akan memiliki kekasih yang

ceritanya tidak jauh berbeda dengan penggalan cerita di

dalam dongeng. Walaupun sesungguhnya aku bukanlah orang

yang dapat dengan mudah jatuh cinta. “Hah. . Andai aku

tahu, bagaimana rasanya jatuh cinta yang sesungguhnya”

keluhku sambil menghela nafas agak dalam sambil memejam

mata sampai malam benar-benar memanggilku tidur.

Sesungguhnya setiap malam aku selalu berharap dapat

mengulang kisah indah yang pernah aku jalani, namun setiap

aku ingin mengingatnya memory itu seakan semakin menjauh.

Memory itu benar-benar pergi tanpa menyadari betapa aku

membutuhkan dia. Aku tak pernah mengerti siapa aku yang

sesungguhnya. Jangankan untuk memanggil memory untuk

datang menghampiri aku, untuk menyelami diriku sendiri pun

aku tak mampu. Kadang keluhku sering lancang bersuara

tentang inginnya. Mendesakku akan segala kesesakan yang

menghimpit nafasku. Jiwaku sungguh kosong. Senyumku

adalah kehampaan. Ada yang ingin aku ungkapkan tapi aku

sungguh tidak mampu, aku menulis tanpa terdorong untuk

menuliskan kisah ini. Malam yang panjang ini membuatku

muak untuk terlelap lebih lama. Aku ingin bangun, aku ingin

memeluk memory dan takan aku lepaskan dia. Aku rindu

dengan semuanya. Aku rindu dengan keadaanku, aku rindu

dengan inginku, aku rindu dengan keluargaku, aku rindu

dengan cintaku yang sungguh-sungguh ada, aku rindu dengan

senyumku, aku rindu dengan bahagiaku. Aku rindu, sungguh

aku rindu dengan semua yang aku rindukan. Di sini, di alam

mimpiku sungguh sangat panas, aku berada dalam tempat

yang sungguh hitam, tempat tergelap dari segala tempat

tergelap yang pernah aku lewati. Aku sungguh harus meraba

tentang masa depanku. Bila saja aku dapat

mengungkapkannya, mungkin mereka akan tahu aku harus

menuliskan ini dengan tangis. Aku tak pernah tahu tentang

siapa yang akan memelukku di saat aku benar-benar

membutuhkan itu. Aku muak dengan kata sayang yang palsu.

Aku muak dengan topeng-topeng yang ada. Aku muak dengan

mimpi yang selalu mencabikku, aku muak dengan memoryku

yang semakin menjauh. Aku ingin bercerita tentang ibuku, aku

ingin bercerita tentang ayahku, aku ingin bercerita tentang

keluargaku, aku ingin bercerita tentang cintaku yang indah,

aku ingin bercerita tentang kebahagian yang pernah aku

lewati. tapi segala yang ingin ku ingat semakin terbang

menjauh dan hanya meninggalkan sedikit bayangan semu.

Aku terus bertarung dengan inginku yang tak kunjung ingin ku

jumpai hingga aku terbangun dari tidur malam itu.

Artikel Terkait

Kisah KalaKu Luka (Azis Js Setyawan)
4/ 5
Oleh

Berlangganan

Suka dengan artikel di atas? Silakan berlangganan gratis via email